Senin, 12 Januari 2009

I finally make my own shelf and the pholosophy behind it

Two of my friends said that I won’t succeed in making my new knock down book shelf and they are wrong. I DIT IT! just like a song: All by my self. You may ask why is it important for me to tell you I did it. The answer is because I found a quite interesting philosophy behind the process of making my shelf.

Those who ever visited my room know how messy it is. I decided to buy a shelf. It must be a knock down of course since I rent a room, I plan to move to another place in the next half year and a solid shelf won’t help my moving out process.

At first I was going to ask one of my friend to help me making the shelf. I did ask him actually. But then I started to think that knock down furniture is designed to make people’s life easier just like any other modern appliances. I told two of my friends that I’m going to make it all by my self, and they said I won’t make it. I don’t deny that I have a “petite” body and I have no experience before in assembling any kind o furniture. I am better in destroying stuff than making it actually. So I told my friend that I’ll try to make it first, if I failed then I’ll ask for his help. But in my heart, I really want to prove anyone who doubts me that they are WRONG. I couldn’t find a hammer so Rezka gave me some kind of wooden stick to replace it. I also borrowed Eve’s swiss army knife which was very helpful since I don’t have a screwdriver.

I used my Sunday morning to make my shelf. The manual said that it only needs one person and 30 minutes to make it. I started making it at 9.40. The first process was to put all screws in place. It was easy. I only need to use the wooden stick and the screwdriver. The next step was to attach each part to each other. That was the hardest part. I knock one side, it ruins the other side. I deal with the upper side, the lower side messed up. But I don’t want to fail, I just want to prove those who believe I’ll fail, that they’re wrong. Finally the shelf is done and it's 11.30. I need around 2 hours to finish it, and it was not even perfect. But I am highly satisfied. Why? Because I DIT IT ALL BY MY SELF. Next time I have to make a similar shelf, I'll do it better and faster.

This is the lesson I learnt and I want to share with you my friends. NEVER EVER let people decide what you can and what you can not do, what you are capable or what you are not capable of. You know your self better, you set the parameter, not others. Try your best shot first, then you decide whether you’re gonna give up or not. But NEVER EVER say give up at the very beginning. If people doubt you, prove them that they’re wrong. But the most important part is be confident to your self, trust your self. If you don’t then who will? Then show others or even the world.

Kamis, 01 Januari 2009

End of year reflection, beginning of the year wishes

Selamat tahun baru semua!!!

Malem ini malem taun baru, tapi gw milih diem di rumah. Pengen sih keluar rumah, tapi setelah dipikir2 tiap tahun baru gw emang selalu di rumah dan posting blog pertama gw dalam tahun itu. Jadi marilah gw mulai dengan mendeskripsikan keadaan gw malem ini. Gw baru aja pulang dari liburan di pulau pramuka yang sangat menyenangkan karena gw snorkling n belajar diving meski dengan rasa panik yang ruarrrr biasa hebuoohh. hasilnya... kulit gw terbakar dengan sukses sampai gosong. Dua hari ini gw jalan terus keluar rumah. Baju boleh keren bo... mengikuti trend winter terbaru, wakakakak, tapi muka yang gak nahan. Di kantor si rezka bilang gw kayak swartepit alias piet hitam, Begitu pulang si mamah blang muka gw item banget kayak negro. Trus bintik2 itemnya bikin gw kayak dari kampung manaaaaaaaaaaa gitu. Biasanya, si mamah selalu nganjurin gw pake warna pink karena cocok ma warna kulit gw. Katanya lhoooo. Pas kulit gw menggosong, nyokap gw bilang kacamata gw yang framenya pink malah jadi aneh. Dasar bandel aja gw, semakin diomongin smeakin ngotot. Begitu ada kesempatan pergi belanja sama si mamah, gw pake kaos, baby doll, kerudung dan si kacamata pink, hampir aja sengaja beli sendal pink segala. Sebodo!!!! yang penting gw happy. Tapi begitu kakak ipar gw bilang gw kayak orang habis kemo, akhirnya di malam tahun baru ini, dengan celana pendek seharga 12.900 perak yang baru gw beli, kaos bagian gratisan, dan muka gosong mengkilap dilumuri krim madu anti iritasi, gw memutuskan untuk..... berefleksi aja ah....


Di akhir 2007, gw merekam di kepala gw dan mungkin mencatat sebagian besarnya beberapa hal yang pengen gw capai di 2008. Hal-hal itu bakal gw jadiin patokan buat ngeliat apakah idup gw dah berjalan sesuai target yang gw tetepin atau belum. Setahun yang lalu, gw nargeti buat lulus kuliah s2 gw, dapet kerja yang bikin gw bisa jalan-jalan dan pergi keliling indonesia, ngumpulin duit buat jalan2 ke luar negeri n kayaknya sih masukin punya cowo as one of the target juga deh. Sekarang, gw mau ngeliat apa aja yang dah berhasil gw capai.

Achieved:
1. Graduated: done, on time, score A

2.. Job: fun, jeans, kaos, sendal jepit, masuk jam 10 pagi, travel, new knowledge, nginep2 bergembira, dan yang paling penting... brotherhood, sisterhood dan bonding yang oke banget dimana celaan adalah bentuk kasih sayang, dan dijadiin bahan gosip adalah bentuk perhatian. Tiada hari tanpa cekakak-cekikik, karaoke atupun teriak-teriak gak jelas. Tembok, jendela bahkan AC pun berbicara. Tapi buat gw semua sangat menyenangkan. Tapi yang paling menarik si buat gw dimana setiap satu hari sebelum deadline kita semua selalu heboh nyiapin segala sesuatu buat training atau jungkir balik nyiapin proposal.... TOGETHER. Nginep2 gak jelas, ngeggosip jam 3 pagi, keliling kota tengah malem nyari antis.... how weird, how fun.

3. PAPUA!!!!!!!!!!!! BEst gift of the year. Gila booooooooo selalu didambakan meski gak pernah tau kapan bisa kesampean dan akhirnya kecapai! Gilelebo, gw seneng banget meski cuma Jayapura dan sekitarnya..

4. Tabungan buat jalan2.. Targetnya sih akhir tahun bisa jalan ke thailand dan sekitarnya, tapi akrena gw harus pindah dari ksan yang bayarnya per bulan ke kontrakan yang bayarnya setahun di muka jadi emang targetnya sedikit bergeser tapi alhamdulillah dah kecapai.


Dissatisfaction/Dissapointment

1. Meski alhamdulillah smeua target gw kecapai, tapi kayaknya cuma biasa-biasa aja. so...so... banget. Gak ada yang extra ordinary, gak ad ayang breakthrough. Kerja dengan prestasi so...so... Kayaknya gw belum berhasil negasih nilai tambah apapun dari yang gw kerjakan. MAlahan salah satu proposal yang sebagain besar gw bikin sendiri gak tembus. That was not something I should be proud of


2. Financial management. Gilingan... kontrol keuangan gw kacau abis.... setahun gw kerja gw gak bisa ganti tv yang rusak. Tidak ada benda baru dalam properti gw yang cukup signifikan kecuali baju atau sepatu. Well, salah satunya seharga 400rb yang gw beli akrena niat pengen punya sepatu awet bermerk crocs mode cewe sebagai ganti sepatu sendal gw yang ganti 3 bulans ekali akrena pasti jebol. Gw belilah tuh sepatu. sayangnya gw lupa kalo gw tuh punya keturunan di bagian telapak kaki gw (namanya mata ikan apa ya?) itu tuh besar. JAdi kalo dipake bentar gak kerasa sempitnya tapi kalo dipake agak lama jadi kerasa sempit. gak optimum deh tuh sepatu, hiks...hiks.. Selain itu gw juga ngerasa bangkrut terus. Apa sebabnya..... hobi wisata kuliner gw! Kalau dalam hal memanjakan selera makan, mewah banget deh idup gw. Gw kayaknya bisa turut menyalahkan bapak rian farisa, dan ibu lishia erza sebagai penggoda utama yang bisa bikin gw menghabiskan makan 150rb per orang sekali makan di resto yang emang rasanya enaaaakkkkk. BErikutnya urutan penggoda dipegang oleh ibu Imelda Theresia dan Bapak ARezka Ari. Huhuhuhu bisa sekitar 25% gaji gw abis buat manjain lidah dan di sisi lain tabungan gw gak bertambah. selalu merasa miskin di akhir bulan padahal mah kalo dipikir2 hidup mewah. Kebangetan sampe gak bisa kurban karena gak punya tabungan.


3. Oh priaaaaaaaaaa... kau memang jalangkung. Datang tak diundang, pulang tak diantar, diundang gak datang-datang, diusir gak pergi-pergi.


Stupidity

1. Stop playing game with something uniportan and dangerous for my dignity and pride. thank God I could stop on time and know how to extinguish the fire. Otherwise, I'll get burnt anytime, anyhow.

2. Membiarkan semua blog, catatan perjalanan dan review makanan gw teronggok begitu saja tanpa menghasilkan sesuatu yang lebih optimal.

Reflection

Sepertinya belakangan ini gw lebih reflektif orangnya. hoek cuih, geuleuh pisan bahasanya. Lebih mikir dan berdialog ke dalam instead of outside. Lebih autis dibanding biasanya. Gw lebih suka ngambil foto fenomena alam yang hopefully bisa breathtaking dibanding ngegaya dan masuk dalam setiap frame foto, something I would do during the previous year. Semakin bertanya-tanya tentang banyak hal: God, culture, religion, believe, social life, and so on and so foth tapi juga berusaha mencari jawabannya inside and outside. Tapi dari semua hal yang terjadi dalam hidup gw, ada satu kesimpulan. Positive thinking, tanamkan dalam diri dan pikiran gw kalo semua bisa dicapai dan berdoa....... pokoknya kudu yakiiiiiiinnnnn
Baiklah setelah membahas masa lalu, mari memimpikan masa depan. Ada beberapa hal yang pengen gw capai

1. Belajar berenaaaaaaaaaaannnnnnnnnnggggg!!!!! Dipikir-pikir,, gw ini sering dan seneng jalan-jalan ke pantai. cuma karena gak bisa berenang, sayang banget gak sepenuhnya gw bisa nikmatin jalan-jalan gw. Kurang pol aja gituuuuuuu

2. Nabung...nabung...nabung... ayo berhemat.... korbankan perut mewahmu demi jalan-jalan ke luar negeri (duh... kurang keren yah cita-citanya?) peduli ah.

3. Belajar ngefoto lebih oke meski kamera SLR hanya impian, hiks.... makanya nabung!!!!

4. FINANCIAL CONTROL. wajib, kudu, harus, fardhu 'ain hukumnya

5. Kurban...... ayo dunk, for the first time

6. Apply lagi buat beasiswa ke inggris di akhir 2009

7. Yang paling penting, adalah tahun 2009 tuh harus jadi the year of breakthrough. HArus extra ordinary untuk semua hal. Kerjaan, jalan2, makan2, harus ada yang extra ordinary gimanapun caranya. Gak boleh ad alagi pencapaian yang biasa-biasa aja

8. Salah satu atau beberapa catatan perjalanan gw atau mungkin blog bisa diterbitin di majalah atau media yang lebih representative

9. Jalan-jalan ke Thailand, Vietnam, Kamboja. Kalo agk jadi berarti target sekundernya selesai project Aceh gw mau nyusurin Sumatra dari mulai MEdan ke bawah sampe Lampung atau bahkan Krakatau.

Untuk mencapai itu semua tentu saja Kerja Keras, pikiran positive, semangat dan DOA!!!!!!!!!!!!!! and year 2009 begiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnn. GANBATE KUDASAI!

Senin, 22 Desember 2008

Discrimination Against All

I was upset because I feel that I was discriminated just because I am a women. Around a week ago, my friend asked me if I would be available to replace him for 3 days as a language assistant in one consultant firm in Dumai, Riau because he'll be away for christmas holliday. He then asked me to send my cv and he would give it to his consultant. I have a long vacation during christmas anyway. A day later, he sent me an email. Fit, I've sent your cv to my consultant, but he thinks that next week would be tough so he prefer a man. this is quoted from my concultant's email: I would love to have ibu, but this place will be hell for her so I prefer the man.


My first reaction was surprise. That was the first time I did not get a job clearly because I am a women with vagina, the consultant prefer a man with penis, and I am considered not to be capable to do a 3 days job as a language asisstant in Dumai that the consultant believes would be hell for me. I wrote to my friend saying that finally I faced a situation where my sex is a matter and tell him that I smell discrimination there. He replied that his bos select the other candidate beside he is a man, he was also born in London. If the consultant used the reason that someone who was born in London would speak better English than me, that would be more acceptable than using the main reason "I am a woman". I'm wondering If I changed my cv, erase the photograph, and write my name as F. Adi Anugrah. does it sound man enough? Would the situation change?


The next day, I saw one of my friend YM's status: damn you Kartini, you win the gender battle. Kartini, die you, and so on and so forth basically condemning Kartini for the emancipation. I buzz him and asked him what happen. He said that he was applying for a business analyst position in one of big MNC. The Human Resources Department said that he was the best candidate from the top three and the HRD will highly promote him to the user. A month later he was called. the HRD said that the department always suggested him, the best candidate to the user, but the user prefer a woman simply because the regional office is bored with man. In this case, the vagina defeated the penis. I told him what happened to me and he said that even though I failed, it was only a side job, around two million in a shot for three days, while he was applying for a permanent job.


Now, let's "analyze" the situation. Refering ONLY to the above case (because in the reality the situation will be totally different), both man and woman are equally treated, equally discriminated and equally get the priviledge. For me and and my male friend, we were discriminated because of our gender. For our competitors, they were benefited by their gender. But is this a situation we are looking for? an equality many people are fighting for? I believe it's not. The ideal one, man are women are equally treated based on their capability and quality not based on their sex. The next day, my friend YM status was "I wish I were a woman" Imagine how many women said the same thing for years "I wish I were a man". Discrimination is sucks, and I believe equality is still a long way to go. It's going to be way longer if we all decide to be ignorant.

Selasa, 14 Oktober 2008

Should I let it?

If only I were a teenager, I would enjoy this. But now I'm scared if I should let it open and vulnerable. But I believe that it is inevitable isn't it? Gosh... after years I finally should face this kind of joy as well as threat, again.....

Should I build a strong and high wall and prevent any possible attack or just let it open and find out maybe the one that will come is such a bless.....

I am indeed afraid

Selasa, 16 September 2008

again about believes

Gw menikmati banget wiken kemaren karena gw makan di tempat yang lumayan ok (Nu-Art Cafe), makanannya gak mengecewakan (walaupun bukan enak banget), dan dilanjutin sama ngopi di tempat yang asik. Namanya breeze, di daerah Cipaku. Beneran tempatnya asik, karena bentuknya tuh rumah, dikelilingi kebun yang luas dan di kebun itu banyak gazeebonya trus di dalem gazeebo itu ada sofa2 besar buat ngobrol. Ditambah lagi, kita bisa denger suara tokek segala macem. Cuma karena gw kesana malem, agak menggigil juga ya bo (sudah merasa postingan ini harusnya masuk food review?). Gw pergi ma temen gw, an interesting guy who has many interesting ideas about religion. Sayangnya, malem itu ego gw sedikit terluka karena harus gw akui pengetahuan sejarah gw kalah telak. Sepertinya gw harus baca buku 5.000 halaman sejarah islamnya temen gw to restore my ego, huahahaha. enggak lah, gak seniat itu. cukup 1250 halaman mungkin ;-).

Back to the main theme. Tema yang diomongin banyak abisnya, dari mulai perang tiga kerajaan di Cina, Islam tenryata sosialis, kenapa bagdad bisa kalah sama mongol, dll (Ada yang merasa temanya terlalu berat untuk ngopi pada saat weekend?). Makanya kita omongin main theme aja which is about believe.

Ngomong-ngomong soal krisis kepercayaan terhadap agama, apakah kalian pada sempet ngalamin? bentuknya kayak apa? gw sih sempet mempertanyakan apakah Islam, agama yang gw percayai selama ini adalah sebuah kebenaran tunggal ataukah ternyata semua agama itu benar dan berjalan secara paralel? Sejauh apakah kita harus membela kepercayaan yang kita anut? jaman dulu sih orang sampe perang segala macem. Perang salib aja ada season 1, 2, 3 dan mungkin seterusnya.

Temen gw sempet nanya, dan ini sebenernya salah satu titik perbedaan yang menarik antara gw dan dia. Dia bilang gini, gimana bisa gw (refering to him) masuk ke surga firdaus dan 1 rt sama rasulullah kalo gaya hidup gw masih semi hedon gini? Gw ngaji aja paling cuma sedikit, gak wirid sampe yang banyak gitu. Belom dulu solat sempet bolong-bolong. Gimana cara bayar utang gw? Kalo percaya bahwa semua islam bakal masuk surga setelah beribu-ribu tahun di neraka, gw emang pasti masuk surga, tapi itu juga paling surga layer pertama. Apa gw resign aja dari kehidupan duniawi dan totally dedicate my self as a scholar or getting closer to God?

Gw bilang aja kalo yang namanya kerja itu kan ibadah. Rasul sendiri adalah seorang pedagang yang sukses. Bersyukur sama Allah itu bukan hanya bisa ditunjukkan dengan ritual formal, tapi juga dengan mengagumi ciptaannya. Bahkan ada hadits (gw gak yakin juga) yang bilang kalo allah menghargai orang muda yang sibuk tapi masih sempet beribadah dibanding orang tua karena kalo orang tua ya emang gak ada kesibukan lain. kurang lebih gitu lah. Idup itu lebih mudah kalo kita ngasingin diri bagaikan para sufi dan menghabiskan diri unuk solat berpuluh-puluh kali dan wirid beribu-ribu kali tiap hari. Padahal kan islam ngajarin habluminallah dan habluminannaas (yah begitulah). Yang menunjukkan kalo idup itu ya gak harus cuma berhubungan sama tuhan tapi yang horizontalnya juga harus ada.

Menurut gw, Tuhan itu gak punya standar skor kalo sekali kita solat lo bakal dapet 10 skor, trus kita utang berapa kali gak solat, dikaliin skornya. gak ada kalkulator buat dosa dan ibadah, karena cuma dia yang tau. makanya belum tentu kita wirid beribu kali skornya lebih besar karena belum tentu tulus. Kita ibadah karena kita takut masuk neraka, kita ibadah karena pengen masuk surga, kita ibadah karena takut dosa, bukan ibadah karena kita mencintai tuhan secara tulus. Mendingan lupain aja dosa yang dulu-dulu dan mulailah dari awal saat ini

Gw juga cerita kalo dari sekian solat gw, ada yang karena emang kewajiban karena dah ditanamkan dari kecil kalo gw harus solat (bahasanya dia terinternalisasi), on..off...on...off... kadang bisa sampe nangis kalo lagi solat, kadang sambil ngelamun. Seringkali gw juga mempertanyakan keberadaan Tuhan dan agama kayak misalnya kenapa jatah warisan cewe cuma setengah, dll. Cuma gw juga pernah merasakan gw dekeeettttt banget sama Tuhan kayak waktu suatu sore tenang berangin dan jalanan sepi dimana ketika gw bernapas gw merasakan tuhan masuk ke dalam pori2 gw, atau waktu gw ngeliat ribuan bintang di langit pas di Sabang yang baguuuuuusssssssssssss banget.

Dia bilang dia kadang pengen jadi orang yang menjadikan semuanya simple kayak gw, tapi dia bilang kayaknya dia emang orang yang suka memperumit sesuatu. Kalo ternyata ibadah bisa dibikin sesimple itu, cukup dengan menghargai ciptaannya, dengan bilang ciptaan tuhan itu bagus, "tell me how then". Kata-kata dia gw protes. Menurut dia pemikiran gw simple, tapi menurut gw, ritual yang dia inginkan itu lebih simple dibanding dia bisa merasakan tuhan dimana2. Cara pandang kita itu sama cuma di kutub yang berbeda....

Perbincangan malam itu lumayan terngiang-ngiang sampe di rumah. Hmmmmmm apakah membuktikan kepercayaan dan kecintaan kita emang harus pake ritual? sesuatu yang GRAND karena tuhan memang maha GRAND? atau hal-hal kecil seperti terkagum-kagum akan ciptaannya? curhat gak jelas di dalem angkot karena percaya tuhan gak bakal bocorin rahasia kita?Apakah mempertanyakan ritual untuk memujanya sebuah penistaan atau sebuah usaha untuk menggali lebih dalam?

GRAND WAY or small steps is a matter of choice. God may love them both or don't even need one.

Senin, 15 September 2008

Rumah Gerobak

Pas mau pulang ke Bandung jumat malem kemaren, seperti biasa gw naek x-trans dari fatmawati. Di deket tempat parkir mobil di pinggir jalan besar, ada pohon dan di bawahnya ada seorang cewe,seorang cowo n dua anak kecil tiduran di bawah pohon sekitar jam 7 maleman gitu. Gw kira mereka emang pengemis yang lagi nongkrong di pinggir jalan. Trus gw kan duduk di barisan paling belakang, sebelah jendela.

Dari jendela itu gw ngeliat gerobak di deket mereka tiduran. Gw mulai mikir apakah gwrobak itu gerobak si orang2 yang tidur di bawah pohon. ternyata, di dalam gerobak ada kain batik buat gendongan bayi yang diiketin dari satu sisi gerobak ke sisi laen. Gak berapa lama, si cowo, ngangkat anak bayinya dan ngebaringin si anak di dalam gerobak tersebut. Ternyata, gerobak itu emang rumah buat mereka berempat.

Mobil jalan karena emang udah wkatunya berangkat, sedangkan gw terdiam, terpaku. Hati gw terenyuh tapi gw tidak melakukakan apapun. It hurts inside knowing that I did nothing to help them. Terpisah jendela mobil, gw yang lagi menikmati d-crepes smoked beef and cheese kesukaan gw melihat bahwa ada orang yang harus hidup dalam keadaan begitu menggenaskan. Dan satu2nya hasil dari penglihatan gw malam itu adalah postingan ini. How useless....

Senin, 01 September 2008

Refleksi Munggahan

Udah jadi tradisi buat banyak masyarakat Sunda, untuk ngerayain yang namanya munggahan. Waktu salah satu temen gw nanya munggah tu apa, gw juga agak susah jelasinnya. Kalo di Aceh si ada tradisi serupa namanya meugang. Kurang lebih, Munggah tu kumpul-kumpul 1 hari sebelum bulan Ramadhan mulai. Kumpul-kumpulnya bisa nyekar ke makam leluhur, atau malah makan-makan.

Sabtu kemaren, gw, nyokap, kakak gw n istrinya pergi ke Leles, Garut. Tujuan utama sih nyekar ke makam bokap gw, plus ortu n leluhur nyokap. Di sepanjang perjalanan gw seperti biasa mengamati lingkungan sekitar (serasa observer gak jelas). Perubahan yang paling keliatan dari perjalanan kali ini adalah pembangunan jalan baru di daerah nagrek. Yah seperti mungkin dah pada tau, jalur nagreg itu kan nerakanya mudik lebaran. Jalur menanjak, macet tiada tara, apalagi di alan cagak (percabangan) garut-tasik. beudeuuuhhhhhh. Nah makanya dibangun jalan baru. Cuma pas waktunya mudik lebaran dah jadi apa belom ya jalannya? moga2 aja udah. Kalo belom pun, gw kan lebaran di bandung tahun ini jadi gak kena macet, huahahahaahahahahaha (gaya setan ketawa)

di jalan masuk ke kampung nyokap gw, ada beberapa rumah juga yang rame munggahan. Banyak mobil mewah parkir di jalan yang dah butut setengah mampus itu. Mungkin mobil2 bagus itu nandain orang yang merantau ke kota dan berhasil.... cuma nyokap bilang si di daerah situ emang keluarganya dokter siapa.... gitu. Dokter jaman kuda gitu. Tapi ya gak pasti juga. Cuma kalo tenryata orang-orang yang ngerantau pada sukses n masih inget desa bagus juga.

Trus sepupu gw kan masih tinggal di leles. Cerita dia bikin gw agak miris gitu. Dia cerita, ada anak yang gak mau sekolah kalo gak dibeliin motor ma ortunya. Ada juga yang sampe ngegerebek (hmmmmm gimana ngejelasin kata ini yah? gila? depresi? sejenis-jenis ngelamun berkelanjutan deh) kalo gak kesampean punya motor atau hp baru. Keponakan jauh gw juga sempet tuh kayak gitu n pulih setelah dapet motor. Kakak ipar gw yang orang sumedang cerita juga kalo fenomena serupa kejadian juga di Sumedang. Akibat budaya komersil? materialistik? apapun lah namanya. Yang jelas penyakit ini membahayakan. gw yang lahir dan besar di kota aja ngalamin jalan kaki or naek becak kok ke sekolah. Tapi itu bertahun-tahun yang lalu. Apa generasi sekarang beda yah? OHHHHHHHHHHH TIDAAAAKKKKKKKK

Trus gw kan abis nyekar pergi makan di samarang Garut ke tempat yang namanya mulih ka dasa. konsep tempat makan itu nawarin suasana pedesaan (laporan lengkapnya disusulin di queenandfood.blogspot.com). Ada orang maen kecapi suling, angin semeliwir, piring n gelas kaleng! Iya gelas dan piring kaleng yang bocel-bocelnya disengaja (seandainya pun gak disengaja berarti mereka beli dari toko barang bekas gitu??? TIDAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKK).

Ada ironi disitu. Di desa dimana para orangtua yang petani lagi berjuang biar tetep bia idup dan survive, anak2 minta dibeliin motor atau hp biar mau sekolah. Padahal belum tentu tahun ini panen berhasil. Di sisi lain, orang2 kota yang sok-sok kangen pedesaan bersedia membayar demi ngerasain suasana idup pedesaan or kayak orang miskin makan di atas piring kaleng!!!!! Dunia macam apa ini???

-back to work ah-